WASIAT ABU BAKAR R.A
SEBELUM KEMATIANNYA
Abu Bakar Ash Shiddiq
Radhiallahu’anhu adalah sahabat Nabi SAW yang wara’ dan zuhud terhadap dunia
sampai-sampai ketika ia menjadi Khalifah, ia pun tetap pergi bekerja mencari
nafkah. Umar bin Khattab pun melarangnya dan menganjurkan ia untuk mengambil
upah dari Baitul Maal, menimbang betapa beratnya tugas seorang Kholifah, namun
beliau memilih bekerja . belau wafat pada senin di bulan Jumadil Awwal tahun 30
H ketika beliau berusia 63 tahun. Walaupun pada akhir hayatnya beliau tidak
meninggalkan harta sepersenpun namun beliau meninggalkan wasiat yang sangat
berharga.
Abu-malih meriwayatkan, bahwa
tatkala Abu Bakar ra hendak meninggal dunia, dia mengirim utusan kepada Umar
bin Al-Khatab ra, untuk menyampaikan, “sesungguhnya
aku menyampaikan wasiat kepadamu, dan engkau harus menerimanya dariku, bahwa
Allah Azza wa Jalla mempunyai hak pada malam hari yang yang mempunyai hak pada
siang hari yang tidak diterima-Nya pada malam hari.”
Sesungguhnya dia tidak menerima
nafilah (sunnah) sebelum yang wajib dilaksanakan. Orang-orang yang timbangannya
berat diakhirat menjadi berat, merekamengikuti kebenaran di dunia, sehingga
timbangan mereka pun menjadi berat. Sudah selaknya timbangan diatasnya di
letakkan kebenaran menjadi berat.
Orang-orang timbangannya ringan
di akhirat menjadi ringan, karena mengikuti kebatilan, sehingga timbangan
mereka pun ringan pula di dunia. Sudah selaknya timbangan yang diatasnya
diletakkan kebatilan menjadi ringan, apakah engkau tidak melihat bahwa Allah
SWT menurunkan ayat yang ada harapan di dalam ayat yang ada kepedihan, dan ayat
yang ada kepedihan di dalam ayat yang ada harapan ? hal ini dimaksudkan agar
manusia takut dan sekaligus berharap, tidak menyeret dirinya kepada kebinasaan
dan tidak berharap kepada Allah secara tidak benar. Jiak engkau menjaga
wasiatku ini, maka tidak ada sesuatu yang tidak tampak namun paling engkau
benci selain kematian, dan memang begitulah seharusnya yang engkau lakukan.
Engkau tentu mampu melakukannya.
Ada yang menuturkan, bahwa
sebelum ajal menghampiri Abu Bakar Ash Shiddiq ra, Aisyah rha putrid beliau
menemuinya lalu melantunkan syair, “tiada
artinya harta kekayaan bagi pemuda jika sekarat menghampiri dan menyesakkan
dada”. Abu Bakar ra. Menyingkap kain yang menutupi kepalanya, lalu dia
berkata, “dan, datanglah sekaratul-maut
dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya”. (QS. Qaf:
19).
Lalu ia berkata lagi. “perikasalah dua lembar pakaian ini, cucilah
ia dan kafanilah jasadku dengan kain ini. Sesungguhnya orang yang masih hidup
lebih memerlukan kain yang baru dari pada orang yang sudah meniggal.”
Sebuah wasiat yang sangat agung
yang diberikan seorang kholifah untuk semua umaty muslim bukan hanya
diperuntukan bagi seseorang walaupun secara tersurat wasiat itu dikhususnya
bagi Umar Ibn Khattab ra, namun melalui kisah ini ada hal yang besar yang bias kita ambil
hikmahnya. Kisah ini dirangkum oleh Ibnu Qudamah dalam Mukhtashor Minhajul
Qoshidin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar