Jumat, 08 Februari 2013

Kisah Seorang Pemuda Kader Ahli Sihir

Dahulu ada seorang Raja mempunyai seorang Ahli sihir. Setelah ahli sihir itu tua, ia meminta kepada Raja agar mengirimkan pemuda untuk dikader menjadi ahli sihir. Maka dikirmlah kepadanya seorang pemuda (menurut riwayat Ibnu Ishak di Sirah Ibnu Hisyam, nama pemuda ini Abdullah bin Tsamir).

ditengah perjalanan untuk belajar ilmu sihir, pemuda itu berjumpa dengan Rahib. Lalu duduk sejenak dan mendengarkan kata-kata sang Rahib hingga ia tertarik. Maka sejak itu setiap hari ke tempat Ahli Sihir, ia singgah terlebih dahulu ketempat sang Rahib untuk mendengarkan ilmu yang diberikannya. Akibatnya, si pemuda itu selalu terlambat tiba ditempat Ahli sihir. Gurunya, si Ahli sihir, menghukum pukul si pemuda atas keterlambatannya.

Si pemuda itu menceritakan kepada sang Rahib bahwa ia selalu dihukum guru sihirnya karena selalu terlambat. sang Rahib menyarankan, "bilang kepadanya, engkau menyelesaikan pekerjaan rumah dahulu. kalau takut dimarahi keluargamu karena pulang terlamaba, katakan kepada mereka ada pekerjaan dari guru sihir."

Suatu ketika dalam perjalanan si pemuda bertemu dengan binatang yang sangat besar dan membuat orang ketakutan. Ia berkata pada dirinya sendiri, "sekarang saatnya saya mencoba, siapa yanglebih baik: Rahib atau  Ahli sihir." Lalu ia mengambil sebuah batu dan berucap, "Ya Allah, jika yang benar bagimu Rahib dan bukan Ahli sihir, maka bunuhlah binatang itu agar orang-orang tidak terganggu." Lantas ia pu melempar batu itu dan mengenai biantang hingga mati.

Segera si pemuda itu menemui Rahib. ia ceritakan semua peristiwa yang baru terjadi. Sang Rahib berkata, "anakku, hari ini engkau lebih baik dari aku. Engkau akan mendapat cobaan. janganlah engkau beritahu tentang aku."

Bersamaan dengan berjalannya waktu, si pemuda memiliki keistimewaan. Ia mampu menyembuhkan orang buta, mengobati penyakit kulit, dan berbagai penyakit lainnya. Keahliannya ini sampai ketelinga seorang Pengawal Raja ini datang sambil membawa banyak hadiah. "Jika engkau mampu menyembuhkanku, engkau mendapat hadiah yang istimewa," katanya.

Si pemuda menjawab, "Aku tidak dapat menyembukan siapapun. yang dapat menyembuhkan hanya Allah SWT. Kalau engkau beriman kepada Allah, aku akan berdoa agar Allah SWT. menyembukan."

Si pengawal pun beriman. Allah SWT. menyembuhkan matanya. Pulanglah ia keistana kembali bertugasmendampingin Raja seperti biasa. Tentu sang Raja kaget. Pengawalnya sudah tidak buta lagi." Siapa yang menyembukanmu?" tanya Raja. "Tuhanku". jawab si Pengawal. "Apakah ada tuhan selain aku?" tanya Raja lagi. "Tuhanku dan tuhanmu adalah Allah," jawab si Pengawal.

Raja marah. ia memerintahkan pengawal-pengawalnya yang lain untuk menyiksa si Pengawal beriman itu. Raja ingin tahu siapa orang dibalik perubahan akidah pengawalnya itu. Maka tersebutlah nama si Pemuda.

Raja luar biasa murka. Si pemuda dipanggil untuk menghadap. Raja berkata, "Wahai anak muda, sihirmu telah menyembuhkan orang buta dan orang yang terkena penyakit kulit. Engkau juga mampu melakukan yang tak dapat diperbuat orang lain."

Si pemuda berkata. "Aku tidak dapat menyembuhkan siapa pun. dan dapat menyembuhkan hanya AllahSWT."

Mendengar jawaban itu Raja murka. Ia menyiksa pemuda itu. Raja menyiksa terus menerus hingga tersebutlah nama sang Rahib sebagai guru si pemuda. Raja memerintahkan pengawal-pengawalnya untuk menangkap sang Rahib. Setelah Rahib berhasil dihadirkan, Raja berkata, "Keluarlah dari Agamamu!" sang Rahi menolak. Ia dihukum gergaji. Tubuhnya terbelah menjadi dua dari kepala hingga ketubuh bagian bawah.

Lalu Raja memanggil si pemuda. "Keluarlah dari Agamamu!" Si pemuda menolak. Raja menyuruh beberapa pengawalnya membawa pemuda itu ke atas gunung. "jatuhkan ia dai puncak gunung kalau ia tidak mau keluar dari keyakinannya."

Setelah sesamapai di puncak gunung si pemuda berdoa. "Ya Allah, tolonglah aku dari mereka." Gunung pun bergoyang. Para pengawal yang akan mengeksekusi si pemuda itu jatuh lalu mati.

Si pemuda yang selamat datang kepada Raja. Raja heran, "Apa yang mereka perbuat kepadamu?" "Aku telah diselamatkan oleh Allah SWT," Tegas si pemuda.

Maka raja memerintahkan pengawalnya yang lain untuk membawa si pemuda ke tengah laut. Lepmparka jika ia tidak keluar dari agamanya, begitu perintah Sang Raja. Ketika sampai di tengah laut, si pemuda berdoa, "Ya Allah, tolonglah aku dari mereka." tiba-tiba perahu oleng. terbalik, semua tewas tenggelam, kecuali si pemuda.

Sekali lagi si pemuda itu menghadap Raja. Raja terkejut,"Apa yang terjadi?" dengan tegas si pemuda berkata, "Allah membinasakan mereka dan menolong aku," lalu ia menambahkan, "Engkau tidak akan bisa membunuhku kecuali engkau mengikuti saranku"

"Apa itu?" tanya Raja
"kumpulkan rakyatmu di sebuah lapangan luas dan engkau salib aku di sebatang kayu. Lalu panah aku dengan busurku sambil kau ucapkan Bismillah Rabb Ghulam, dengan nama Allah Tuhan pemuda ini. Jika engkau lakukan itu, engkau akan berhasil membunuhku.""

Raja pun melaksanakan apa yang disarankan si pemuda. "Bismillah Rabb Ghulam," ucap Raja. Panah pun meluncur. Tepat menembus pelipis si pemuda. Si pemuda meletakkan tangannya di pelipis yang terkena anak panah. Ia pun menghembuskan nafas terakhir. Orang-orang yang menyaksikan peristiwa itu berkata, "Kami beriman kepada Tuhannya pemuda itu."

Seseorang berkata kepada Raja, "Tidakkah engkau saksikan apa yang engkau khawatirkan? orang-orang telah beriman kepada Tuhan pemuda itu."

Raja murka luar biasa. Ia memerintah tentaranya membuat parit lalu mengisi parit itu dengan api yang membara. "yang tetap beriman kepada Tuhannya pemuda itu, ceburkan kedalam parit itu!" titah Raja terucap. Maka, satu persatu orang-orang yang beriman kepada Tuhannya si pemuda diceburkankan ke dalam parit berapi itu. Sampai giliran seorang wanita yang menggendong anaknya. Ia ragu untuk mencebur ke dalam kobaran api. Anaknya berkata, "Wahai ibu, sabarlah. lakukan, engkau dalam kebenaran."

Begitulah, kisah orang-orang yang beriman sebelum kita. Rasulullah SAW. menceritakanya kepada kita semua seperti diriwayatkan Muslim (3005), Tirmidzi (3340), Ahmad (6/17.18), Nasa'i (11661), Ibnu Hibban (873) Tharini (7319). Mereka telah membuktikan kebenaran iman mereka. Dan pasti akan tiba giliran kita untuk diuji? Semoga Allah SWT. Mengokohkan iman di hati kita apa pun yang terjadi. Aamiin.

Ibnu Katsir Berkata "Kisah itu terjadi antara Isa bin Maryam a.s. dengan Rasul Muhammad SAW, dan ini lebih mendekati. Wallahu a'la'lam".

(Kisah Ashabul Ukhdud)

By. Anton Dwi Prasetiyo

By S. Konsist

Tidak ada komentar:

Posting Komentar